Virtue Courage
Peterson dan Seligman (2004), menyatakan bahwa virtues bersifat universal dan penting untuk keberlangsungan hidup. Virtues digolongkan menjadi enam klasifikasi, yaitu wisdom and knowledge (kearifan dan pengetahuan), courage (keteguhan hati), humanity and love (perikemanusiaan dan cinta kasih), justice (keadilan), temperance (kesederhanaan), dan transcendence (transedensi).
Courage (keteguhan hati) yang melibatkan dorongan yang kuat untuk mencapai suatu tujuan. Walaupun terdapat rintangan, baik rintangan eksternal maupun internal, namun individu tetap termotivasi berjuan untuk mencapai tujuan. Courage terdiri dari empat character strengths, yaitu bravery, persistence, integrity, dan vitality.
Penjelasan mengenai character strengths pada virtue courage (Peterson & Seligman, 2004), sebagai berikut:
6. Bravery (Keberanian)
Keberanian akan membuat individu tidak akan mundur meskipun menerima ancaman, tantangan, kesulitan ataupun rasa sakit dalam mencapai tujuannya. Contoh, individu berani mengatakan atau melakukan sesuatu yang benar, meskipun hal tersebut tidak populer. Ia juga mampu bertahan dari tekanan kelompok (peer preasure) untuk menerima pandangan moral tertentu yang tidak sesuai dengan pandangan sendiri. Dengan kata lain, individu berani melakukan sesuatu yang memang perlu dilakukan dengan mengesampingkan rasa takut.
7. Persistence (Ketekunan)
Ketekunan akan membuat individu untuk selalu menyelesaikan segala sesuatu yang telah dimulainya, meskipun menghadapi berbagai tantangan. Individu akan mengambil tantangan untuk mengerjakan proyek atau tugas sulit dan menyelesaikannya sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Walaupun tekun dalam mengerjakan sesuatu, individu dengan kekuatan ini tetap fleksibel, realistis, dan tidak perfeksonis.
8. Integrity (Integritas)
Integritas mengacu pada kejujuran dan kemampuan untuk menampilkan diri apa adanya (genuine), tanpa kepura-puraan. Kata integrity berasal dari bahasa latin “integritas” yang berarti keseluruhan yang mengandung makna bahwa tingkah laku yang ditampilkan selalu konsisten dengan nilai-nilai yang dianut, memperlakukan orang lain dengan perhatian penuh, sensitif terhadap kebutuhan orang lain dan membantu orang lain berdasarkan kebutuhannya. Dengan kata lain, individu juga memiliki rasa tanggung jawab terhadap pikiran dan perasaan orang lain atas perbuatan yang telah dilakukannya.
9. Vitality (Vitalitas)
Vitalitas mengacu pada gairah dan antusias dalam menjalani segala aktivitas. Individu akan tampil sebagai pribadi yang enerjik, gembira, penuh semangat, dan aktif. Vitalitas berkaitan dengan kesehatan fisik dan fungsi tubuh yang optimal, misalnya tidak mudah lelah ataupun sakit. Secara psikologis, vitalitas mencerminkan kemauan untuk mengerjakan sesuatu. Individu cenderung lebih mudah dalam menghadapi ketegangan psikologis, konflik, dan stressor.
Referensi:
- Peterson, C. & Seligman, M.E.P. (2004). Character strengths and virtues: A handbook and classification. New York: Oxford University Press, Inc.
- Ratri, I.D. (2008). Profil Kekuatan dan Kebajikan pada Psikolog. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
- Winafaisal, K.D. (2010). Hubungan Character Strengths dan Teacher Efficacy pada Guru Sekolah Menengah Atas. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
- www.authentichappiness.org